Allah Ghoyatuna.. Muhammad Qudwatuna

Allah tujuan kami.. Rasulullah teladan kami. Alqur'an pedoman hidup kami, Jihad adalah jalan juang kami. Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi

UNS

Universitas Negeri Syariah.. Aamiin

Informatic Engineering

Bersama Allah, Selalu dan selamanya

Jagalah Alloh, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Alloh, niscaya Dia akan selalu bersamamu. Bila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Alloh, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Alloh.[HR. Tirmidzi]

Karena Kita Saudara

Allahummanshur Mujaahidiina fii Filisthin, wa fii Iraaq, wa fii Afghon, wa fii Thaliban, wa fii Kashmir, wa fii Bosnia, wa fii Somalia, wa fii Moro, wa fii Shiin, wa fii Fathani, wa fii Xinjiang, wa fii Rohingya, wa fii Thailand, wa fii kulli makaan wa fii kulli zamaan.....Aamiin....

Minggu, 16 Agustus 2009

Dapat Apa Sih Dari UNIVERSITAS??



Sebagai mahasiswa, apa yang temen-temen jawab kalo ada orang yang tanya seperti itu. Hayo… cepetan waktunya cuma tinggal satu menit nih..hehe.. aku yakin pasti ada temen-temen yang menjawab dengan menggebu-gebu ala bahasa mahasiswa yang idealis, ada yang njawab seadanya dan ada juga yang kebingungan nggak bisa njawab pertanyaan ini. Hayo… kamu termasuk yang mana nih…

Aku yakin pasti ada temen-temen kita sebagai seorang mahasiswa belum bisa menjawab pertanyaan ini, aku katakan belum lho ya… nanti setelah baca tulisan ini pasti tambah pinter dan bisa njawab pertanyaan ini. So terus mbaca tulisan ini ya… ada yang sudah diterima di universitas dan mulai belajar tapi nggak ngeh apa yang kita dapat dari universitas. Kadang ngerasa nggak tambah pinter karena banyak mata kuliah yang nggak mudengi dan malah ngerasa tambah sibuk karena banyak tugas yang semakin lama semakin menumpuk. Hehe… bener nggak?

Sebenernya apa sih yang kita dapat dari universitas? Mungkin ini bisa menjawab pertanyaan itu. Kuambil dari pendapat Romi Satrio Wahono dalam bukunya yang berjudul “ Dapat Apa Sih dari Universitas?”. Pendiri ilmukomputer.com ini menjelaskan kalo kita belajar di lembaga pendidikan manapun termasuk Universitas yang kita dapatkan adalah untuk meningkakan KSTAE. Waduh.. istilah opo kuwi? KSTAE itu Knowledge, Skill, Technique, Attitude, Experience alias PeKTeSiPeng (Pengetahuan, Keterampilan, Teknik, Sikap, dan Pengalaman). Penjelasannya seperti ini

Knowledge (Pengetahuan). Intinya dengan pengetahuan kita jadi tahu apa yang kita nggak tahu sebelumnya. Kalau di kampus kita belajar pemrograman, ya kita mengertilah apa itu function, apa itu variable, apa itu procedure. Di kampus kita juga diajarin banyak pengetahuan kayak basis data, organisasi computer, pemrograman berorientasi objek, dan sebagainya. (karena aku anak jurusan ilmu computer, jadi kuambil contoh mata kuliahku). Pokoknya selama ini yang bikin pusing ya knowledge itu lah. Nggak asal teori thok tapi juga butuh praktik untuk lebih memahaminya.

Skill (Keterampilan). Di kampus kita juga harus mengasah keterampilan kita. Ada tugas mandiri, misalnya membuat program manipulasi geometri untuk kuliah pemrograman, mbuat rangkaian port parallel untuk mengontrol alat dengan computer dan masih banyak lagi tugas mandiri yang sering ngebuat mahasiswa nggak bisa tidur tenang. Semakin banyak tugas, harusnya makin terampil. Kalau cuma nyontek, wah pastinya rugi banget karena tugas mandiri ini melatih keterampilan kita. Nah, peran IPK itu hanya untuk mengukur mahasiswa di level knownledge dan skill. Jadi peran IPK hanya sampai di sini.

Technique (Teknik). Ternyata keterampilan saja tidak cukup, karena kita perlu menguasai teknik. Karena mata kuliah banyak, dan hampir setiap mata kuliah ada tugas coding, keterampilan kita dalam menggunakan bahasa pemrograman misal pascal, C++ ataupun java jadi tambah meningkat. Kita bisa bahasa “Java kromo inggil, ngoko…” eh… salah maksudnya kita bisa punya banyak teknik supaya program yang kita buat jadi lebih rapi, lebih cepat terwujud.

Attitude (Sikap). Wah ternyata pengetahuan, keterampilan, dan teknik saja belum cukup lho untuk bisa membuat kita survive di dunia. Kita juga harus punya sikap baik untuk menerapkan ilmu yang kita peroleh di Universitas. Ya kalau udah pinter pemrograman, jangan terus malah bikin virus, ngehack situs pemerintah, ngerusak system orang. Di sinilah sikap akan bertindak.. pas kuliah ada mata kuliah umum yang harus diambil kayak agama, pkn itu gunanya untuk penjagaan terhadap sikap kita agar nantinya setelah lulus bisa bersikap baik dalam menerapkan ilmu yang diperoleh bukan malah menyalahgunakan ilmunya.

Experience (Pengalaman). Pengalaman ini seperti jam terbang. Hanya bisa kita dapat kalau kita pernah mengalami kejadian dan pengalaman. Pengalaman itu mahal, ya karena ada harga yang harus dibayar. Pengalaman pada saat nantinya kita KKN, magang, mengerjakan TA pasti akan berguna nantinya. Di kampus, kita bisa tuh ikut Unit Kegiatan Mahasiswa untuk bisa melatih bekerja dalam organisasi. Siapa tahu nantinya kita jadi pemimpin perusahaan yang bergerak di bidang IT, pengalaman organisasi pasti akan berguna. Dan kita juga bisa melatih jiwa entrepreneurship dengan mulai belajar jualan produk yang pernah kita buat pas kuliah, misalnya software, siapa tahu ada yang tertarik…

Itu sedikit penjelasan yang kumodifikasi dari tulisan beliau, semoga ini semakin memantapkan langkah-langkah kita dalam menapaki dunia Universitas. Nikmatilah setiap pahit manis kehidupan kampus, jalanilah dengan rasa penuh tanggung jawab. Orang tua dan bangsa Indonesia menunggu karya nyata dari kita… MAHASISWA…

17 Agustus, renungan untuk Indonesia



Hari senin ini adalah hari yang bersejarah bagi negeri tercinta, Indonesia. Sudah 64 tahun, negeri ini merdeka setelah 350 tahun dijajah oleh Belanda plus 4 tahun oleh Jepang. Subhanallah… sebuah perjuangan yang luar biasa dari para pahlawan kita dulu dalam memperjuangkan kemerdekaan untuk negara Indonesia.

Biasanya di desa-desa, banyak warga masyarakat yang memeriahkan 17 agustus ini. Dengan lomba-lomba yang diadakan buat mempererat hubungan antar warga contohnya lomba makan kerupuk, lomba balap karung, lomba bawa kelereng pake sendok, itu biasanya lomba buat adik-adik kecil. Kalau buat ibu-ibu, lomba masak nasi goreng, buat bapak-bapak lomba gobag sodor. Lomba-lomba kayak gini cuma ada pas 17 agustus. Dan pada malam 17 nya, diadakan syukuran, makan bareng-bareng satu RW. Wah… bener-bener guyub rukun adem ayem lah kalo menjelang tanggal 17 agustus.

Jadi keinget pas dulu masih bisa ngerayain 17 agustus di rumah. Ya… dulu soalnya sekarang, waktu ini juga aku lagi di Solo,.di medan perdjuanganku ini. Hiks… sedih juga karena belum bisa pulang, tapi apa daya..?? sst…Udah, balik lagi ke… tadi sampe mana ya? Oh ya, dulu seneng banget tu pas masih bisa di rumah, pas masih SD Alhamdulillah biasanya kalo 17 agustus aku selalu bisa dapet juara dan akhirnya dapet hadiah. Walo hadiahnya cuma snack ringan, tapi jaman segitu bisa seneng soalnya bangga bisa ngalahin temen-temen sebayaku. Dan pas malemnya makan bareng rame-rame di jalan raya, tentu aja jalannya ditutup. Tak lupa juga ada doa bersama untuk kemajuan negeri tercinta ini. Terkadang dilanjutin dengan nonton panggung hiburan, pentas seni. Biasanya yang diisi sama tari-tarian adik-adik kecil, band (tentu aja nggak sekelas d’masiv, hijau daun). Gimana kabar adik-adikku di rumah ya? semoga mereka bisa bener-bener menikmati 17 agustus-an…

Pas hari H nya, kita rame-rame upacara di sekolah. Wah… jadi ngebuat kita jadi semakin cinta sama negeri ini. Walo pas upacara, rada-rada nakal karena berisik sendiri tapi esensi dari upacara itu tetep bisa kudapat hehe…
Begitu kira-kira gambaran peringatan 17 agustus yang dilakukan oleh sebagian besar warga negeri ini. Antusiasme masyarakat patut kita contoh. Andaikan semangat mereka dalam memperingati 17 agustus ini sama dengan antusiasme membangun negeri ini lebih dan lebih baik lagi. Bukan tak mungkin bangsa ini bisa menjadi steady state (masyarakat adil, makmur, tenang, tenteram dan sejahtera) asal ada usaha yang maksimal dari semua kalangan untuk mewujudkannya. Bangsa ini sudah saatnya bangkit dari keterpurukan yang telah begitu lama melanda dengan kekayaan alam yang melimpah ruah dan juga SDM yang jumlahnya begitu banyak. Bangsa yang besar ini pasti akan semakin kuat jikalau semua bersatu tanpa pandang bulu dari tukang becak sampai menteri ataupun presiden saling mengerti satu sama lain dan berdjoeang untuk negeri tercinta ini. Bener nggak? Setuju nggak? Sama pendapatku…

Ada beberapa usulan untuk mempererat hubungan kemesraan antar semua golongan masyarakat, yang kuambil dari pendapat Romi Satrio Wahono dalam artikelnya yang berjudul “Refleksi 57 tahun Indonesia, mempererat kohesi social antar elemen bangsa Indonesia”
1. Sosialisasikan filosofi jabatan adalah amanah dan bukan hadiah
Yaitu mempertinggi kesadaran terhadap filosofi jabatan adalah sebuah beban yang harus dipertanggungjawabkan bukan nikmat yang diperoleh tanpa tuntunan.
2. Mempertinggi akhlak dan moral terhadap orang di sekitar kita
Yaitu dengan memandang dan memperlakukan orang di sekitar kita dalam kedudukan sama dan sederajat dengan kita. Yang kuambil di sini adalah ajakan untuk menuju kerekatan social di antara elemen bangsa tanpa pandang bulu.
3. Menuju gerbong tulus perubahan bangsa
Sejarah membuktikan bahwa gerbong dan agen perubahan ke arah perbaikan bangsa adalah adanya gerakan mahasiswa. Ayo buat semua temen-temenku… SEMANGAT! Jatuhnya orde baru dengan bergantinya reformasi dan juga terbongkarnya selingkuh politisi bermoral rendah tak bisa dilepaskan dari peran mahasiswa. Menjaga ketulusan adalah tugas dari kita. Jangan sampai gerakan mahasiswa menjadi terbeli.. dan jangan sampai mahasiswa terlalu asyik dengan buku-bukunya dan juga alat-alat penelitian. Bangsa ini butuh pemuda yang bisa melakukan perubahan yang lebih baik lagi.

Ya begitu kira-kira beberapa usulan yang untuk membantu negeri ini menjadi lebih dan lebih baik lagi. Semoga dengan 64 tahun kemerdekaan ini, bangsa Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan dan menuju perubahan yang lebih baik lagi.