Allah Ghoyatuna.. Muhammad Qudwatuna

Allah tujuan kami.. Rasulullah teladan kami. Alqur'an pedoman hidup kami, Jihad adalah jalan juang kami. Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi

UNS

Universitas Negeri Syariah.. Aamiin

Informatic Engineering

Bersama Allah, Selalu dan selamanya

Jagalah Alloh, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Alloh, niscaya Dia akan selalu bersamamu. Bila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Alloh, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Alloh.[HR. Tirmidzi]

Karena Kita Saudara

Allahummanshur Mujaahidiina fii Filisthin, wa fii Iraaq, wa fii Afghon, wa fii Thaliban, wa fii Kashmir, wa fii Bosnia, wa fii Somalia, wa fii Moro, wa fii Shiin, wa fii Fathani, wa fii Xinjiang, wa fii Rohingya, wa fii Thailand, wa fii kulli makaan wa fii kulli zamaan.....Aamiin....

Jumat, 05 Februari 2010

Apa Pantas Berharap Surga?

Sholat dhuha cuma dua rakaat; qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk.

Shalat lima waktu? Sudah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek pula. Tanpa doa dan segala macam puji untuk ALLAH, dilipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu.

Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib.
Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan: “Kalau tidak terlambat” atau “Asal nggak bangun kesiangan”.
Dengan shalat model begini, apa pantas ,mengaku ahli ibadah.

Padahal Rasulullah dan para sahabat senangtiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis memohon ampunan kepada ALLAH.
Tak jarang kaki mereka bengkak karena terlalu lama berdiri dalam khusuknya.

Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap ALLAH Yang Maha Mendengar mau mendengar keluh mereka.
Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas menuju sumber panggilan.
Kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.

Baca Al Qur’an sesempatnya, tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya.
Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikitpun membuat dada ini bergetar, padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah ketika dibacakan ayat-ayat ALLAH maka tergetarlah hatinya.
Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, inipun tak rutin. Kadang lupa. Kadang sibuk, kadang malas. Yang begini mengaku beriman?

Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat ALLAH.
Sesekali mereka terhenti, tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam dari sebaris kalimat ALLAH yang baru saja dibacanya.
Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetes tetes air mata.
Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan ALLAH bahwa mereka jatuh karena mulut-mulut indah yang melafazkan ayat-ayat ALLAH dengan pemahaman dan pengalaman tertinggi.

Bersedekah jarang, begitu juga infaq. Kalau pun ada, itu pun dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesame jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti social, yah itung-itung ikut meramaikan.

Sudahlah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum?

Kalau seperti ini, apa pantas berharap kebaikan dan kasih ALLAH?
Rasulullah adalah manusia yang paling dirindu, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan hanya semata dimiliki Khadijah, Aisyah, dan istri-istri beliau yang lain. Juga bukan teruntuk Fatimah dan anak-anak Rasulullah lainnya.

Ia senangtiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya, bahkan kepada musuhnya sekalipun. Ia mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal shaleh berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.

Seringkali masalahnya Cuma sepele dan remeh temeh tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari. Detik demi detik dada ini terasa jengkel. Setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka atau mendapat bencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini?

Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan ALLAH dan Rasulullah kelak? Wajah indah ALLAH dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang yang beriman yang masuk surge ALLAH kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah pula. tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai ALLAH itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudar sendiri?

Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah membuat kesal hati mereka. Apalagi mendoakan mereka mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apapun, selain sikap ramah penuh kasih sayang dari anak-anak yang telah mereka besarkan dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah.

Orang-orang seperti kita, apa pantas berharap surga ALLAH?
Dari ridho orang tua lah, ridha ALLAH diraih. Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut sebagai tempat kita merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang tak beribu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali menyebut nama Ibu sebelum kemudian menyebut nama Ayah?

Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat masih bisa mendapati tangam lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah yang teduh yang teramat hangat dan menyejukkan? Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi medapat kesempatan itu. Ataukah harus menunggu ALLAH memanggil orang-orang terkasih itu. Hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka?
Jangan tunggu penyesalan.

Ya ALLAH, jangan Kau palingkan hati kami menjadi hatu yang keras, sehingga meneteskan air matapun susah. Merasa bersih, merasa suci, merasa tak bersalah, merasa tak membutuhkan orang lain. Padahal dibalik cermin masa depan yang kita banggakan terlukis baying hampa tanpa makna dan kebahagiaan semu penuh ragu.

ASTAGFIRULLAH…
YA ALLAH AMPUNILAH SEGENAP KHILAF KAMI..

Kamis, 04 Februari 2010

Matematika Kehidupan

Bismillah...

Dalam suatu kesempatan, Ust. Yusuf Mansur memberi sedikit ilustrasi hitung-hitungan yang ia sering sebut "matematika sedekah".

Kalo dalam matematika biasa, 10 - 1 = 9, Nah dalam matematika sedekah hasilnya = minimal 19.

Lhoo koq bisa?
Masih ingat Al-Qur’an Surat Al An ‘aam, Ayat: 160? Dimana Allah menjanjikan balasan 10 kali lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 kali lipat.

Nahh, kalo kita mau kaya dunia-akhirat, yakinlah akan janji Allah tsb.
Contoh minimal 10 kali lipat spt brkt:
Kalo kita punya penghasilan(gaji) Rp 1.000.000 sebulan, coba sisihkan 2,5%nya maka uang kita bukannya tinggal Rp 975.000 (1.000.000 – 25.000 = 975.000), namun menjadi Rp 1.225.000 (1.000.000 – 25.000 = 975.000 + (25.000 x 10) = 1.225.000).

Apalagi kalo kita menyedekahkannya bukan hanya 2,5% tapi hingga 10% atau lebih.
Ilustrasinya:
1.000.000 - 2,5%nya = 1.225.000
1.000.000 - 10%nya = 1.900.000
1.000.000 - 20%nya = 2.800.000
1.000.000 - 30%nya = 3.700.000
1.000.000 - 40%nya = 4.600.000
1.000.000 - 50%nya = 5.500.000
1.000.000 - 60%nya = 6.400.000
1.000.000 - 70%nya = 7.300.000
1.000.000 - 80%nya = 8.200.000
1.000.000 - 90%nya = 9.100.000
1.000.000 - 100%nya = 10.000.000

Insya Allah...

Bila Hati ini Rindu Menangis


Bismillah...

Allah, aku bersaksi tak ada Ilah selainMu. Tak ada satu peristiwa pun terjadi tanpa seizinMu. Engkaulah Raja di atas segala Raja. Cinta di atas segala cinta. Engkau anugerahkan kekuasaan pada siapa yang Engkau kehendaki. Engkau cabut hak berkuasa dari siapa saja yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau kehendaki. Engkaulah yang berkuasa atas segala sesuatu. Segala puji hanya bagiMu...

Yaa Naashiru... tsabatkan kami dalam mengemban amanahMu sebagai khalifah fil ardh. Karuniakanlah kami, hamba-hambaMu yang lemah ini untuk berpihak pada kebenaran. Berikanlah kami, hambaMu yang bodoh ini, kekuatan dalam menyebarkan da’wahMu yang mulia. Yaa Ghoffaar...ampuni kelemahan kami dan sikap kami yang melampaui batas. Ighfir lanaa waliikhwaaninalladziina sabaquuna bil iimaan walaa taj’al fii quluubina ghillan lilladziina aamanuu. Robbanaa innaka rouufurrohiim...

Ya Allah, berapa waktuku yang habis untuk bercanda dengan temanku? Berapa waktu yang habis untuk tidurku? Berapa waktu yang habis untuk mencari bahan-bahan studiku? Berapa waktu yang habis untuk urusan duniawiku? Apakah ia lebih banyak dari waktu yang kugunakan untuk bekal akhiratku? Apakah ia menyita waktuku untuk berjuang di jalanMu? Apakah ia merebut waktu-waktu yang seharusnya kuhabiskan untuk beribadah kepadaMu? Waktu yang seharusnya kuhabiskan bersamaMu, berdua denganMu. Ya Allah, di sisa umurku yang entah tinggal berapa, izinkan hamba menghabiskan sisa air mata untuk menangis di hadapanMu, mengadu kepadaMu, kembali padaMu...

Untuk kali ini, izinkan hamba melepas semua atribut dan simbol-simbol keduniawian, menanggalkan jubah-jubah keorganisasian, dan menghadapMu hanya sebagai hamba yang rendah dan hina. Ya Allah, apakah jiwa-jiwa kami telah terperangkap dan terbelenggu oleh dunia? Apakah gelimang dosa telah menutup mata hati kami untuk rindu melihat syurga? Apakah hati yang membeku tak lagi merasa takut akan panasnya api neraka? Ampuni kami Ya Allah...

Kami sadar, jika kami memilih menjadi pejuang-pejuangMu untuk menegakkan DienMu niscaya ujian, cobaan, masalah, dan kesulitan adalah hal yang pasti kami tempuh. Dan kami sadar, tanpa ada kekuatan untuk bersandar, niscaya kami takkan mampu mengatasinya. Tanpa ada landasan untuk berpijak, kami takkan bisa melewatinya. Engkaulah Ya Allah, satu-satunya kekuatan untuk kami bersandar dan landasan untuk kami berpijak. Maka, tak ada jalan lain bagi kami kecuali berusaha untuk tetap bersamaMu, memelihara hak-hakMu, di kala senang dan lapang. Karena kami yakin, Engkau pasti akan ada bersama kami di saat kami mengalami kesulitan dan membutuhkan pertolongan.

Sahl bin Abdullah berkata, “Barang siapa merasa Allah dekat dengannya maka hati mereka akan terasa jauh dari hal-hal selain Allah, dan barang siapa mencari keridhoan Allah, maka Allah akan membuat ridho, dan barang siapa menyerahkan hatinya kepada Allah, maka Allah menjaga seluruh anggota tubuhnya.”

“Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS 29: 5)

“....Di antara sekian banyak kesibukan, cukuplah ketaatan kepada Allah sebagai kesibukan bagimu” (Ali bin Abi Tholib)

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membantu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendakiNya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya.” (Azzumar: 22-23)


Saat tak ada seorangpun di sisi
Allah, tak kan pernah meninggalkanmu sendiri
Dia akan selalu ada di tiap ketika
Menatapmu dengan tatapan lembut penuh cinta
Setiap kala
Setiap pabila

Bersama Allah, selalu dan selamanya.....

Paste From : http://akhwatzone.multiply.com/

Keep On DAKWAH


Bismillaahirrohmaanirrohiim....


"Da'wah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da'wah dan da'wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Alloh swt akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da'wah ini." [Hasan Al Banna]



Da'wah memang tidak mudah. Butuh orang-orang pemberani dan bermental baja. Jalan da'wah juga tidak ditaburi bunga-bunga indah dan wewangi kesturi, tapi ia terjal dan berliku, akan banyak kerikil-kerikil tajam dan duri-duri yang melukai tapak-tapak kaki sang pejuang.

Tapi, DA'WAH adalah ANUGERAH. Hanya orang-orang pilihan yang mampu mengembannya. Da'wah adalah kado terindah dan nikmat terbesar yang wajib kita syukuri. Terima kasih Ya Alloh, Kau izinkan kami mengenalnya, dan semoga Kau istiqomahkan kami untuk tetap bersamanya, bersama da'wah, selalu dan selamanya. Ah, apalah arti hidup ini tanpa da'wah??

Memang, godaan dunia akan melemahkan tapak-tapak kaki dalam menaiki tangga kemuliaan, syaitan-syaitan akan menghasut untuk memperkecil nyali di hadapan kemungkaran dan kemaksyiatan, konflik-konflik kecil bisa merenggangkan kerekatan dan hangatnya persaudaraan, dan masih banyak lagi ujian yang dapat meredupkan pancaran cahaya hubbusy-syahadah yang menjadi cita-cita setiap pejuang.

Seberapa TANGGUHkah kita?
Seberapa KUATkah kita?

Pantaskah kita menjadi GENERASI GHURABA' jika untuk membangun kokohnya akhirat hanya dengan mengandalkan sisa-sisa dari dunia saja? Jika dalam menyelesaikan tugas-tugas besar hanya mengandalkan sisa-sisa waktu saja? Jika merindukan ridho Alloh hanya dengan mujahadah yang sekadarnya? PANTASKAH? Akankah pertolongan Alloh dapat kita raih? Akankah kemenangan dan futuh yang dijanjikan Alloh dapat kita capai? Tidak!! Jangan Mimpi!! Perjuangan itu masih panjang, menguras semua energi dan seluruh waktu yang kita punya. TAK KENAL kata BOSAN dan CUTI sementara. Jika seorang mujahid mengalami PENDERITAAN dalam perjuangannya, yakinlah itu BUKAN rintangan perjuangan tetapi JALAN BIASA yang harus dilaluinya sebagai SUNNATULLOH.


Ya ALLOH, pemilik segala kekuatan....

Engkau tiupkan ruh HAMASAH dan MILITANSI kepada siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau pula yang mencabut dan mengambilnya kembali dari siapapun yang Engkau kehendaki. Jika hanya ada 1 kebaikan dalam hidup kami yang Engkau terima, maka DEMI kebaikan itu ya Alloh, JANGAN USIR kami dari JALAN DA'WAH ini, apapun yang terjadi. Jangan biarkan kami gugur untuk kemudian Kau ganti dengan generasi lain yang lebih baik lagi. Sungguh Ya Alloh, betapa inginnya kami menjadi generasi itu. Izinkan kami bergabung dan masuk ke dalam barisannya, barisan GENERASI GHURABA' yang Kau cintai dan merekapun mencintaiMu, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mu'min dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalanMu dan yang tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karuniaMu, Engkau berikan kepada siapapun yang Engkau kehendaki, dan Engkau Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui...


Dan dengarlah perkataan mereka, generasi ghuroba'....

Bukanlah orang asing itu mereka yang berpisah dari negeri mereka dan mengucapkan selamat tinggal sekarang. Tapi orang asing itu ialah mereka yang tetap serius dikala manusia di sekelilingnya asyik bermain-main. Dan tetap terbangun ketika manusia disekelilingnya asyik tidur dengan lenanya. Dan tetap mengikuti jalan lurus dikala manusia dalam kesesatannya tenggelam tanpa arah.

Dan betapa benarnya sebuah syair ketika dia berkata. Berkata kepadaku para sahabat, ‘aku melihatmu sebagai orang asing’. Di antara orang banyak ini engkau tanpa teman dekat. Maka aku berkata, sekali-kali tidak! Bahkan orang banyak itulah yang asing, sedang aku berada di kehidupan dan inilah jalanku. Inilah orang asing itu. Asing di sisi mereka yang hidup sia-sia di antara manusia. Tetapi disisi Rabb-nya, mereka berada di tempat yang mulia.

Jika engkau bertanya tentang kami, maka kami tak peduli terhadap para taghut
Kami adalah tentara Allah selamanya, jalan kami adalah jalan yang sudah tersedia

Kami tak peduli terhadap rantai para taghut, sebaliknya kami akan terus berjuang
Maka marilah kita berjihad, dan berperang, dan berjuang dari sekarang
Ghurabaa`, dengan itulah mereka merdeka dari dunia yang hina



"Ayanqushul islamu wa ana hayyun?"
(akankah da'wah Islam ini melemah sedangkan saya masih hidup?)

[Abu Bakar Ash-Shidiq ra.]



: Ya Alloh, apapun yang terjadi, jangan usir kami dari jalan ini....

Paste From : http://akhwatzone.multiply.com/

Jumat, 29 Januari 2010

“MAHASISWA DAN 100 HARI PEMERINTAHAN SBY-BOEDIYONO”



Kamis, 28 Januari 2010, tepat 100 hari pemerintahan SBY

Kasus Bank Century yang melibatkan banyak politisi pemerintahan di bangsa ini, kasus Cicak Vs. Buaya, kasus Antasari, kasus penjara mewah dan banyak kasus lainnya yang sedang ramai dibicarakan dan diberikan di berbagai media menjadi wacana bagi mahasiswa, buruh, petani dan berbagai elemen masyarakat yang menginginkan perubahan pada Indonesia berunjuk rasa di berbagai daerah untuk memperingati 100 hari pemerintahan SBY-BOEDIYONO.

Aksi mahasiswa kali ini menuntut perubahan pada KPK yang lebih baik lagi, penyelesaian yang tepat pada kasus Bank Century, penolakan UM (Ujian Masuk) pada PTN, dan peningkatan gaji pegawai dan buruh. Dan juga membawa aksi Indonesia bersih dari korupsi. Mahasiswa kali ini menentang pernyataan Hatta Redjasa yang menyatakan bahwa kepemimpinan SBY pada 100 hari ini sudah berhasil 100%, menurut mahasiswa itu belum benar dan hanya berhasil 50% lebih sedikit (penyataan ini dilontarkan oleh Presiden BEM UNS, pak Gun di TVOne).

Aksi di Jakarta dan berbagai daerah di Indonesia ini menuntut SBY mundur dari kepemimpinannya karena belum adanya perubahan yang signifikan pada politik dan hukum selama SBY memerintah selama lima tahun lebih di bangsa ini, terbukti dengan tidak becusnya pemerintah dalam menyelesaikan berbagai kasus hukum yang berlangsung saat ini.

Mengenai 100 hari pemerintahan SBY, pemerintah kurang mensosialisasikan program-program 100 hari yang dilaksanakan oleh pemerintahan saat ini. Kebanyakan media akhir-akhir ini lebih menyoroti tentang kasus hukum di negeri ini ketimbang dengan program-program 100 hari pemerintahan ini. sehingga yang diperoleh oleh rakyat kebanyakan mengenai ketidakberdayaan pemerintahan dalam menangani kasus-kasus tersebut, bukan program-program yang direalisasikan dalam 100 hari pemerintahan SBY.

Aksi kali ini dimana mahasiswa sebagai garda terdepan yang menuntut perubahan sebagai tanda bahwa adanya kepedulian dari mahasiswa yang nantinya akan menjadi penerus kepemimpinan bangsa ini yang menginginkan perubahan yang lebih baik pada pemerintahan kali ini. Bagaimana kita bisa memandang kritik dan juga tuntutan yang disampaikan oleh Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat ini bisa merupakan obat yang bisa memacu pemerintahan yang lebih baik lagi. Namun ketika setelah peringatan 100 hari pemerintahan SBY ini, pemerintahan malah tidak mampu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dan kasus hukum maka aksi unjuk rasa kali ini bisa jadi sebagai awal gerakan menggulingkan pemerintahan SBY seperti yang dilakukan gerakan mahasiswa yang menggulingkan pemerintahan Soeharto pada tahun 98.

Mahasiswa sudah seharusnya peduli terhadap keadaan bangsanya. Kita bisa memberikan kriktik yang membangun pada pemerintahan agar pemerintah berpihak pada rakyat, tidak hanya menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. “Bagaimana kepedulian kita sebagai seorang mahasiswa terhadap kepemimpinan pemerintah saat ini dan kemajuan bangsa ini?” Jangan sampai mahasiswa tidak tahu terimakasih terhadap rakyat yang telah mensubsidi biaya pendidikannya di universitas. Kita tahu bahwa biaya pendidikan di universitas negeri lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pendidikan di universitas swasta, ditambah juga dengan adanya program beasiswa oleh pemerintah itu semuanya adalah uang rakyat.

Sekarang bagaimana kita sebagai mahasiswa bisa memperjuangkan hak-hak rakyat yang semakin tertindas dengan adanya kasus-kasus hukum yang melanda saat ini. Rakyat menunggu aksi yang nyata dari mahasiswa untuk dapat membangun Indonesia agar lebih baik lagi. Tanpa menunggu lulus, seharusnya mahasiswa bisa berkontribusi untuk bisa membuat perubahan yang lebih baik lagi pada bangsa ini. salah satu bentuk aksi nyata dari mahasiswa adalah dengan turun ke jalan unjuk rasa mengkritik pemerintahan SBY kali ini, tentu kritik yang disampaikan adalah kritik yang membangun. Selain itu, mahasiswa juga dapat menyumbangkan ide-idenya melalui tulisan yang bisa dimuat di media massa untuk perubahan Indonesia dan juga aksi social nyata membantu masyarakat.

Kami menuntut perubahan yang lebih baik lagi pada pemerintahan SBY_BOEDIYONO…
HIDUP MAHASISWA… HIDUP MAHASISWA…. HIDUP MAHASISWA…!!!

Kisah Burung HudHud

Sabtu, 16 Januari 2009
Based from QS. An-Naml ayat 17-30
Suatu ketika Nabi Sulaiman mengumpulkan bala tentaranya yang terdiri dari jin, manusia, dan burung. Mereka berbaris dengan tertib. Lalu nabi Sulaiman memeriksa satu per satu anggotanya. Ketika Nabi Sulaiman sedang memeriksa burung-burung, lalu Beliau berkata, ”Mengapa aku tidak melihat HudHud, apakah ia termasuk yang tidak hadir? Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.”
Tidak lama kemudian datanglah burung HudHud, lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba membawa suatu berita yang meyakinkan. Negeri Saba’ ini dipimpin oleh seorang perempuan dan negeri dianugerahi segala sesuatu. Mereka menyembah matahari, bukan kepada Allah. Sungguh merupakan suatu peluang yang bagus untuk mendakwahkan Islam di negeri Saba’ ini”.
Sulaiman lalu berkata “Akan kami lihat apa berita yang kamu bawa ini benar atau tidak.” Lalu Sulaiman menyuruh burung HudHud membawa surat ke Ratu yang memimpin Negeri Saba’ ini. Ternyata berita yang dibawa oleh Burung HudHud benar. Dia menjatuhkan surat dari Nabi Sulaiman ke Ratu Negeri Saba’ yang bernama Bilqis.
Dari potongan ayat Al Qur’an di atas, bisa diibaratkan dengan hubungan pemimpin dengan anggota-anggota yang dipimpinnya, atau lebih tepatnya dalam sebuah organisasi, seorang ketum atau kabid dengan staf-stafnya. Hikmah yang bisa dipetik:
1.Burung HudHud mempunyai inisiatif sendiri (melakukan pengintaian ke negeri Saba’) tanpa menunggu komando dari Nabi Sulaiman. Bisa diibaratkan dengan sebagai seorang staff tak hanya diam menunggu perintah dari atasannya saja tapi juga apabila dia juga berkreasi sendiri tanpa dikomando dari atasannya.
2.Pemimpin senangtiasa melakukan pengecekan terhadap anggotanya. Seperti Nabi Sulaiman yang memeriksa seluruh bala tentaranya.
3.Jangan memandang pemimpin tahu segalanya. Seperti Nabi Sulaiman yang tidak tahu kalau ada suatu negeri bernama Negeri Saba’ yang dianugerahi segala sesuatu dipimpin seorang Ratu belum mendapat petunjuk dari Allah.
4.Kita harus menyampaikan alasan syari’i atau konfirmasi yang jelas ketika kita tidak bisa hadir. Seperti Burung HudHud yang menyampaikan alasan yang jelas ketika dia tidak bisa hadir pada apel Nabi Sulaiman.
5.Pemimpin harus senangtiasa kehilangan ketika ada anggotanya yang tidak hadir. (ditelusuri kenapa dia tidak hadir).
6.Pemimpin harus perhatian terhadap suatu perkara. Ketegasan nabi Sulaiman akan memberikan hukuman yang berat pada burung HudHud karena tidak hadir dalam pertemuannya.
7.Evaluasi
Senangtiasa melakukan evaluasi ketika acara sudah dijalankan untuk pelajaran yang akan datang.
8.Klarifikasi uzur. Pemimpin jangan mentah-mentah menerima ijin anggota.
9.Menghargai masing-masing anggota, diperlakukan sesuai dengan kapasitasnya.

Semoga Bermanfaat ^_^